Pesona Bali tidak hanya menawarkan keindahan alam serta kenikmatan kuliner, namun juga fakta-fakta sejarah yang bisa kamu temui. Di Indonesia, terdapat enam istana presiden yang berdiri kokoh, dan salah satunya adalah Istana Tampak Siring di Ganyar, Bali. Kamu bisa datang ke sini dan melihat secara langsung bagaimana istana presiden yang satu ini dibangun.
Istana Tampak Siring berdiri di atas bukit sehingga menawarkan suasana masa lalu dan lingkungan alam yang asri. Dalam artikel ini, sejarah, unsur kebudayaan, serta akses menuju Istana Tampak Siring akan di bahas secara lengkap. Yuk, disimak.
Sejarah Istana Tampak Siring
Istana Tampak Siring terletak di Kabupaten Gianyar, Bali dan merupakan istana yang sepenuhnya diciptakan oleh anak bangsa. Dibangun setelah kemerdekaan yaitu sejak tahun 1957 hingga 1960, Istana Tampak Siring tetap megah hingga sekarang.
Presiden Soekarno sebagai penggagas memilih untuk membangun isatana megah di Bali ini secara bertahap. Pembangunan Istana Tampak Siring dirasa perlu karena Indonesia yang baru saja merdeka harus menerima berbagai kunjungan tamu penting dari negara sahabat. Tak jarang, para tamu agung tersebut berkunjung ke Bali sehingga pembuatan istana kepresidenan di Bali pun menjadi sangat krusial.
Latar belakang ini pula menjadi alasan desain bangunan Istana Tampak Siring yang sedikit berbeda dari istana presiden yang lain. Istana ini seolah dibuat seperti wisma peristirahatan dan tempat pertemuan serba guna namun sederhana.
Selama berdiri, Istana Tampak Siring tercatat sudah menerima beberapa tamu besar. Mulai dari Presiden Tito (Yugoslavia), Presiden Ne Win (Myanmar, hingga Ratu Juliana (Belanda). Istana Tampak Siring menjadi bukti sejarah bagaimana Indonesia berhasil menjadi negara yang mandiri dan berjaya di tanah kekuasaannya.
Arsitektur Istana Tampak Siring adalah R.M Soedarsono dan diawasi langsung oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gianyar waktu itu, Tjokorde Gde Raka. Pada pembangunan tahap awal, baru Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira saja pada tahun 1957. Istana Tampak Siring pernah dijadikan tempat untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV pada tanggal 7-8 Oktober 2003.
Unsur Budaya Istana Tampak Siring
Bila dilihat secara sekilas, Istana Tampak Siring memang sangat megah dan luas. Terdapat pilar-pilar kokoh serta lampu kristal mewah di atap. Akan tetapi, bila diperhatiikan secara seksama dan perlahan, Istana Tampak Siring mengadopsi banyak sekali budaya lokal ke dalam bangunan untuk orang nomor satu di Indonesia ini.
Baca juga: Upacara Ngaben Dan Jenisnya
Dari luar halaman kamu bisa melihat wisma-wisma bergaya Bali dengan tiang dan sudut penuh ukiran dari batu paras. Istama Tampak Siring kurang lebih memiliki 4 gedung utama dan 1 ruang konferensi. Salah satu nama ruang utama tersebut adalah Wisma Merdeka yang mana menerapkan gaya bangunan khas Bali mulai dari furnitur, gaya ruangan, serta alat-alat perabotannya.
Kamu juga bisa melihat beberapa patung buatan seniman Bali di Gianyar, lukisan tradisional, hiasan relief khas Bali, hingga serambi yang lekat sekali dengan bangunan-bangunan tradisional Bali. Istana ini menggambarkan hubungan rakyat dan Persiden Indonesia yang kuat, bukan sebagai tempat penguasa semata. Bangunannya sederhana, namun tetap memenuhi standar keamanan sabagai istana presiden.
Istana Tampak Siring bisa kamu jadikan sebagai destinasi wisata sejarah dan budaya. Kamu bisa mengenang kembali bagaimana Presiden Soekarno membuat istana ini, melihat bangunan yang dijadikan sebagai tempat beristirahat, hingga berjalan ke jembatan persahabatan untuk melihat kamar tidur Presiden Soekarno.
Akses Jam Operasional
Istana Tampak Siring dan Pura Tirta Empul letaknya cukup dekat satu sama lain. Ketika kamu tiba di Istana Tampak Siring, kamu bisa dengan jelas melihat Pura Tirta Empul. Bila kamu tiba dari Bandara Ngurah Rai, perlu setidaknya 1 jam 15 menit untuk tiba di sini menggunakan mobil. Daerah wisata di Tampak Siring sebut saja Istana Tampak Siring dan Pura Tirta Empul biasanya dijadikan persinggahan oleh wisatawan yang hendak ke Bali Utara atau ke Bali Selatan.
Saat tiba di Istana Tampak siring kamu bisa masuk ke Wisma Merdeka, Wisma Negara, Wisma Yudhistira, dan Wisma Bima. Untuk berwisata ke Istana Tampak Siring, kamu tidak dipungut biaya apapun alias gratis. Para wisatawan biasanya akan mengunjungi Istana Tampak Siring terlebih dahulu sebelum menuju Pura Tirta Empul untuk mengikuti prosesi ‘melukat’ atau membasuh tubuh.
Istana Tampak Siring buka sejak pukul 7.30 pagi hingga 4.00 sore WITA. Kamu bisa habiskan waktu bersama keluarga untuk berwisata sejarah dan budaya Bali dengan nyaman.
Baca juga: Tari Kecak Uluwatu dan Sejarah Tari Kecak
Istana Tampak Siring adalah salah satu dari enam istana Presiden Indonesia. Dengan menggabungkan budaya lokal sekaligus menyumpan fakta sejarah yang banyak, Istana Tampak Siring wajib untuk kamu kunjungi. Lokasinya yang strategis dan dekat Pura Tirta Empul dijamin nggak bakal bikin nyesel. Semoga artikel ini bermanfaat ya!