Don't Show Again Yes, I would!

Mengenal Pura Tirta Empul Bali

Table of contents: [Hide] [Show]

Pura Tirta Empul adalah salah satu destinasi wisata favorit di Bali. Bukan hanya untuk wisatawan, tapi juga untuk warga lokal sekitar pura. Pura Tirta Empul diartikan sebagai tempat pemujaan dengan sumber mata air yang menyembur secara alami. Walaupun berupa objek wisata, Pura Tirta Empul tetaplah dianggap sakral sehingga wisatawan harus mengikuti aturan-aturan adat yang berlaku!

Penasaran? Simak ulasan lengkap Pura Tirta Empul mulai dari sejarah, daya tarik wisata, hingga harga tiket masuknya berikut ini.

[toc]

Sejarah

Pura Tirta Empul adalah terletak di Tampak Siring, Gianyar dan selalu ramai dikunjungi wisatawan. Pembangunan Pura Tirta Empul terjadi pada masa Kerajaan Bali yang dipimpin oleh Raja Masula Masuli.

Pura Tirta Empul
Sumber: rentalmobilbali.net

Kesimpulan ini didasari oleh sebuah lontar Usana Bali yang menyebutkan bahwa Raja Masula Masuli membuat seluruh penduduk bahagia hingga mencurahkan semangat untuk membuat sebuah bangunan. Rakyat-rakyat tersebut ada yang berasal dari daerah Blahbatuh, Pejeng, hingga Tampak Siring.

Sebuah prasasti menyebutkan bahwa Raja Masula Masuli memimpin selama 78 tahun dimulai sejak 1100 hingga tahun 1178 masehi. Hal ini cukup mengejutkan karena ternyata pembangunan pemandian Tirta Empul dilakukan jauh sebelum Raja Masula Masuli memimpin. Dalam sebuah piagam batu, dinyatakan secara tegas bahwa seorang raja sebelum Raja Masula Masuli, telah membangun pemandian tirta empul pada tahun 962 masehi.

Raja tersebut adalah Raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa yang memimpin 216 tahun sebelum Raja Masula Masuli. Pura Tirta Empul dan Pemandian Tirta Empul akhirnya memang menjadi satu ke satuan dengan fungsi yang berbeda. Saat ini, sebagian besar wisatawan yang datang Pura Tirta Empul pasti akan melakukan ritual basuh tubuh di pemandian Tirta Empul sebagai salah satu tradisi masyarakat lokal.

Baca juga:   Mengenal Keindahan Karst Rammang - Rammang

Daya Tarik

Ramainya kunjungan wisatawan ke Pura Tirta Empul bukanlah tanpa sebab. Terdapat daya tarik wisata yang sangat kuat sehingga orang rela antri berjam-jam di sini. Selain karena tempatnya yang menyatu dengan alam, Pura Tirta Empul memberikan nuansa kerajaan kuno yang bisa bikin kamu terkagum-kagum. Selain itu, ada proses ‘melukat’ atau proses pembasuhan tubuh yang pasti bikin kamu penasaran sampai ingin ikut melakukannya.

Struktur Pura

Pura Tirta Empul
Sumber: google maps @Hien Ngo

Pura Tirta Empul terbagi menjadi tiga bagian. Ada halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam dengan fungsi serta struktur bangunan yang berbeda. Pandangan filosofis  dalam pembagian daerah ini adalah tiga tingkatan dunia dalam kepercayaan Umat Hindu Bali yaitu Bhurloka, Bhuwarloka, dan Swarloka.

Jaba Pura atau halaman luar diartikan sebagai dunia paling bawah ketika manusia hidup dan saling berinteraksi. Jaba Tengah atau halaman tengah adalah tempat untuk manusia dengan jiwa yang sudah suci. Kemudian jeroan atau halaman dalam dianggap sebagai dunia atas di mana para dewa-dewi bersamayam.

Di Pura Tirta Empul, halaman luar atau jaba pura diisi penuh oleh Balai Wantilan atau ruang terbuka sebagai tempat berkumpul. Bahkan terdapat beberapa kolam ikan yang berguna untuk memperindah kawasan pura sekaligus area pemajangan kerajinan/souvenier. Di ujung halaman pura, kamu akan melihat sebuah bangunan tinggi sebagai pintu masuk menuju halaman tengah atau jaba tengah.

Saat memasuki jaba tengah, kamu akan melihat sebuah kolam dengan ukuran cukup luas sekitar 20 x 10 meter. Di kolam tersebut terdapat 14 pancoran dengan pancuran air yang cukup keras dan dianggap suci.

Tak hanya kolam pemandian, kamu juga akan melihat beberapa ‘bale’ atau tempat bersantai di halaman tengah Pura Tirta Empul. Di area tengah halaman kamu akan melihat sebuah batu besar yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

Baca juga:   Mengenal Puja Mandala, Kerukunan Umat Beragama di Bali

Baca juga: Mengenal Istana Tampak Siring Bali

Halaman selanjutnya adalah jeroan di mana terdapat banyak ‘pelinggih’ yang dipercaya sebagai tempat persinggahan dewa-dewi. Jeroan atau halaman paling dalam ini dianggap suci karena secara simbolis merupakan tempat para dewa dan orang yang masuk ke halaman dalam telah disucikan terlebih dahulu di pemandian Tirta Empul.

Kamu juga akan melihat sebuah bangunan mirip candi berbentuk segi empat di mana banyak orang berdoa meminta keselamatan, kebahagiaan, serta ketentraman di sana.

Tradisi Melukat Tirta Empul

Selain bangunannya yang tertata, para wisatawan juga dapat mengikuti prosesi ‘melukat’ atau pembasuhan tubuh di kolam Tirta Empul. Biasanya kamu harus mengantri sebelum bisa membasuh tubuh di bawah 22 pancoran air. Proses ini cukup lama karena orang akan berdoa ketika air pancoran mengenai tubuhnya.

Antri Pancoran
Sumber: setyamegarentcar.com

Tata cara mengikuti proses ritual sebenarnya tidak sulit. Kamu hanya perlu memfokuskan pikiran sesuai keyakinan, menggunakan kamen, juga selendang. Ingatlah bahwa ini sudah menjadi aturan serta tradisi sehingga melakukan hal-hal di luar ketentuan dianggap tidak sopan dan bisa dilarang oleh penjaga tempat.

Saat proses pembasuhan di bawah pancoran, kamu disarankan memulainya dari ubun-ubun kemudian perlahan ke seluruh tubuh. Lakukanlah secara runtut dan jangan mendahului atau melewati pancoran tertentu. Ketika melakukan pencocoran, kamu bisa mencakup tangan sambil berdoa memohon anugrah kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tradisi melukat dipercayai warga lokal mampu menyembuhkan atau meringankan beberapa penyakit baik berat maupun ringan, melancarkan rezeki, hingga enteng jodoh lho! Selama proses ritual, kamu diharapkan untuk tidak berkata kasar dan tetap berprilaku sopan.

Ketika melewati pancoran terakhir kamu bisa naik dan mengeringkan tubuh di Bale. Kamu bisa bersiap untuk masuk ke halaman dalam atau tetap diam di halaman tengah saja dan pulang.

Baca juga:   14 Tempat Wisata di Makassar

Harga Tiket Per Orang  

Sumber: travelingyuk.com

Berwisata di Pura Tirta Empul tidak memerlukan biaya tinggi. Cukup dengan 30 ribuan saja kamu sudah bisa masuk dan mengikuti segala prosesi di dalamnya. Bahkan datang hanya untuk menikmati suasana alamnya saja juga tidak masalah.

Pura Tirta Empul dibuka sejak pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore. Enaknya lagi, saat memasuki areal pura ini, kamu bisa melihat salah satu istana presiden yaitu Istana Tampak Siring dari kejauhan lho!

Baca juga: Upacara Ngaben Dan Jenisnya

Pura Tirta Empul adalah warisan leluhur di Bali yang kini bisa kamu kunjungi untuk menambah wawasan sekaligus menyegarkan pikiran. Kamu bisa menikmati estetiknya bangunan hingga mengikuti tradisi melukat atau pembasuhan tubuh. Berkunjung ke Pura Tirta Empul bisa menjadi pilihan yang pas buat kamu yang rindu dengan wisata religius berkonsep nature.

Share:

Eka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *